Minggu, 05 Agustus 2012

Dinul Islam dalam Terminologi Al-Qur'an >> ibnu audah

TERM AD-DIEN DALAM AL-QUR'AN

Dalam Al Qur’an kata Ad-Din diulang sebanyak 92 kali. Pada surat-surat Makiyah 47 kali dan pada surat-surat Madaniyah 45 kali. Porsi penyebutan Ad-Dien, sebelum Hijrah (Makkiyyah) maupun setelah Hijrah adalah hampir sama. Hikmahnya ; bahwa sebelum Hijrah dimana mayoritas ayat Al-Qur'an termaktub untuk pembinaan Keimanan kepada Allah (basis idiologi) dan akhlaq (basis attitude) maupun setelah Hijrah dimana ayat ayat Qur'an mulai banyak menata hukum (basis hukum) semua adalah tatanan Ad-Dien. ***


Abul A'la Al-Maududi meneliti Al-Qur'an dan menyimpulkan{1}:
"Maka anda lihat dalam Al-Qur'an kata kata Dien itu tegak dan berdiri secara kokoh, dan terdiri dari bagian yang empat:

1- Pemerintahan dan Kekuasaan yang tinggi
2- Tunduk dan taat kepada pemerintahan dan kekuasaan tersebut
3- Norma-Norma (hukum) dibawah kekuasaan tersebut
4- Ganjaran atau balasan yang disediakan oleh pihak kekuasaan"

Waiman Cakrabuana menulis {2} :
"Didalam Qur’an, term DIEN digunakan dalam beberapa penggunaan:
  • Undang-Undang (hukum / aturan) Kerajaan, dalam QS 12/76. Dalam ayat itu disebut “Diinil Maliki” yang artinya Undang-undang kerajaan. Lihat juga Qs 24/2, 42/13, 24 dll.
  • Kekuasaan, dalam QS 56/86-87. Dalam ayat itu disebut “Madiiniin” yang artinya KEKUASAAN.
  • Ketaatan, dalam QS 98/5. Dalam ayat itu ad-dien diartikan Ketaatan.
  • Pembalasan / sangsi, dalam QS 1/4. Dalam ayat itu Addien diartikan pembalasan / sangsi.
Ad-Dien dalam terminologi Al-Qur'an adalah : Sistem Kehidupan (Institusi Kekuasaan) yang didalamnya ada HUKUM yang diberlakukan, ada Masyarakat yang MENTAATI / TUNDUK kepada Hukum tersebut dan adanya mekanisme sangsi bagi orang yang taat ataupun yang tidak taat.


VISUALISASI AD-DIEN

Al-Qur'an menggambarkan lebih visual penggunaan terminologi Ad-Dien sebagai Kerajaan (Al-Mulku) {3}





Tentu saja diwilayah yang sama tidak mungkin ada dua kerajaan kecuali yang satu sudah mapan (merdeka) dan yang satunya sedang BERJUANG (terjajah), negara yang belum memiliki wilayah yang dikuasai secara de facto.  Kalau zaman sekarang (mungkin) istilah “Dien” sepadan dengan istilah Negara seperti amerika, Inggris, Arab Saudi dan lain-lain.  ISLAM adalah Dien, tidak dapat dibandingkan dengan agama Kristen, agama Yahudi, kecuali dengan kerajaan kristen, kerajaan Yahudi, negara sekuler dan lain lain.


Islam adalah nama (ismun),  nama bagi suatu “Dien” seperti dalam firman Allah: “Warhoditu Lakumul Islaama Diina…” (dan kuridhai bagimu Islam sebagai Dien) (QS 5/3).

Al-Islam itu sendiri diambil dari bahasa arab yang memiliki arti: Aslama (tunduk/ menyerah), Assalaam (menyelamatkan), Assilmu (damai) dan assulaam (tangga). Dengan demikian maka Dinul Islam adalah Dien yang berporos pada kepasrahan hamba kepada Allah, yang dengan ketundukannya manusia akan menemukan ketentraman jiwa, ketinggian derajat dan keselamatan jiwa raga, dunia dan akhirat.

KH Abdurrahman MAdjrie menjelaskan DINUL ISLAM sebagai berikut {4}:

Ad-Dien adalah: Wadh'un Ilahiyyun Yasuqul Insaanu Bi Ikhtiyarihim Ilaa Maa Fihi Shalahukum Fid Dunya wa Falahun Fi Akhirah

Ad-Dien adalah: Institusi Ilahiyah yang diperuntukan makhluq yang berakal, membimbing mereka untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di alam akhirat kelak.  

{1} Abul A'la Al-Maududi "Pengertian Agama, Ibadah dan Ketuhanan Yang Maha Esa di dalam Al-Qur'an" (terjemahan), Penerbit Sinar baru Bandung, cetakan pertama , ha. 139 
{2} Waiman Cakrabuana "Islam Bukan Sekedar Agama",  http://ruangjuang.wordpress.com/2012/06/13/islam-bukan-sekedar-agama/ 
{3} Waiman Cakrabuana "Islam Bukan Sekedar Agama",  http://ruangjuang.wordpress.com/2012/06/13/islam-bukan-sekedar-agama/ 
{4} KH Abdurrahman Madjrie "Meluruskan Tauhid", Penerbit Prima Press Bandung, cet pertama tahun 1989, hal. 27 


oOo

wassalam

~ ibnu audah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar